Biola Na Mabugang 2
Film daerah Tabagsel Hasil garapan Sutradara Askolani Nasution akan dirilis saat ini masih dlm tahapan penggarapan
“Tias Ni Bugang” sedang tahapan dubbing atau pengisian suara, setelah beberapa minggu melakukan tahapan pengambilan gambar. dikutip dari http://www.mandailingonline.com/2012/07/tympanum-produksi-film-biola-na-mabugang-2/
“Tias Ni Bugang” sedang tahapan dubbing atau pengisian suara, setelah beberapa minggu melakukan tahapan pengambilan gambar. dikutip dari http://www.mandailingonline.com/2012/07/tympanum-produksi-film-biola-na-mabugang-2/
Shooting film ini dilakukan di beberapa lokasi , meliputi Desa Pastap Kecamatan Tambangan - Kota Nopan Mandailing Natal, kemudian di Kecamatan Siabu antara lain Desa Hutabangun, Pintu Padang Julu dan Desa Simaninggir.
Sutradara Askolani Nasution sengaja mencari desa-desa yang masih bernuansa Mandailing khas tempo dulu, baik alam, lingkungan maupun kondisi pemukiman dan rumah-rumah penduduk. Pilihan ini dilakukan mengingat setting cerita film ini berada di era Mandailing tempo dulu.
Film skuel kedua ini berbeda dengan skuel pertama yang monoton di hutan. Skuel kedua persentase aliran ceritanya 90 % di perkampungan dan berbaur dinamika kehidupan penduduk
Film yang bercerita tentang kehidupan Tofsir dan Baiti kawin lari karena hubungan mereka tidak mendapat restu dari keluarga Baiti . Sejak itu, mereka mengasingkan diri ke '' Harangan Tombak'' kemudian tinggal di hutan '' Harangan Tombak'' tanpa pernah bersosialisasi lagi dengan masyarakat lain dan memiliki dua anak yang bernama Maliki dan Syafi'i .
Tofsir meninggal dunia, terpaksalah Baiti seorang diri membesarkan anak-anaknya Maliki dan Syafi'i kian menghadapi berbagai dilema kehidupan didalam hutan.
Anak-anak mereka, Maliki dan Syafi'i, tumbuh menjadi pemuda yang juga tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan sosialnya. Sehari-hari mereka hidup dari segala kebersahajaan hutan '' Harangan Tombak''. Membangun pondok di bukit, dekat dengan aliran sungai. Makan dari umbi-umbian, ikan, beberapa biji-bijian, daun, dan berbagai hasil dari hutan.
Suatu ketika, mereka bertemu Kareen, seorang mahasiswa dari sebuah Universitas Taipeh yang akan melakukan penelitian tentang beberapa spesies flora di Hutan '' Harangan Tombak'' Mandailing Natal. Sekalipun memiliki latar sosial budaya yang jauh berbeda, mereka dapat menjadi sahabat. Kareen tertarik pada kebersahajaan mereka, tentu juga pada kesukaan Maliki memainkan Biola . Syafi’i menyukai Kareen, tetapi Kareen diam-diam lebih tertarik pada Maliki.
Cerita menjadi menarik karena, sekalipun Maliki juga menyukai Kareen, tetapi ia senantiasa menjaga perasaan adiknya, Syafi’i.
Saat Pencarian Ibunda Tercinta yg telah lama menghilang sampailah Maliki dan Syafi'i di Kampung ( Huta )
bertemulah dengan beberapa orang di kampung tersebut.
Maliki dan Syafi'i mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya dengan dibantu seorang Guru yang menguasai Adat besar Mandailing... ''Cak...Cakkk..'' ....
Bagaimana kelanjutan nya..???
kita nantikan saja smoga sukses bersama Tympanum Novem Film
kita nantikan saja smoga sukses bersama Tympanum Novem Film
Horasss....Horasss...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Saran boleh Kita Tautkan disini Sahabat